Jumat, 20 Februari 2009

Me and Sport (Football)

Football
Football adalah olah raga paling populer di planet yang bernama Bumi ini. Di jaman Modern seperti sekarang ini Football atau sepak bola telah menjadi sebuah industri yang berkembang sangat pesat terutama di benua biru yang bernama Eropa. Nama nama pemain mereka sampai melegenda sampai puluhan tahun karena permainan dan prestasi yang ditorehkan. Tapi disudut kecil yang bernama indonesia Sepak bola banyak dilakukan untuk sekedar menyalurkan hoby dan yang mungkin beruntung bisa berkarir menjadi pesepak bola profesional dan bermain di liga yang bernama Indonesian Super League (ISL).
Tapi dalam masyarakt awam indonesia sepak bola dijadikan sebagai ajang kompetisi lokal yang bertujuan untuk persahabatan dan persaudaraan yang kadang-kadang ujungya tawuran dan kerusuhan , memang itulah wajah Negeriku ini yang tidak bisa damai dan rukun. Dikampung dan dikota pun setiap perayaan Agustusan ajang sepak bola tidak bisa dilepaskan . Untuk pembuktian kebanggaan suatu daerah tertentu sepak bola adalah yang menjadi ajangya.

Tidak terkecuali di dunia kerja ataupun sebuah instansi, kompetisi kecil-kecilan dibuat untuk mencari juara . Tim sepak Bola Panasonic BC.

Di lain hal sepak bola adalah hoby untuk menyalurkan kreatifitas bermain sepak bola disamping mendapat tubuh yang sehat karena pembakaran kalori yang seimbang juga nilai sportifitas yang dijunjung tinggi dalam sepak bola disamping sebuah kerja sama tim yang bagus dan solid . Itulah esensi utama dari olah raga dan memenangkan sebuah kejuaraan ataupun prestasi adalah hanya sebuah bonus dari permainan ini
Dengan alasan itulah aku masih menyukai sepak bola sampai sekarang, dimana ada kesempatan untuk bermain saya pasti tertarik untuk memainkan si kulit bundar ini.Dari semenjak SD dulu aku menggemari permainan ini, aku sering bermain di posisi penyerang atau istilah keren Striker. Yang tugas utamanya adalah menjabol gawang lawan dan membikin gol. Sebuah kepuasan tersendiri jika dapat menjaringkan sikulit bundar ini. Dengan dukungan dari ke sebelas pemain yang mempunyai tujuan yang sama menciptakan suatu permainan yang menarik dengan tujuan akhir membikin gol dan memenangkan pertandingan.
Tim Sepak bola QC JST Club

Me and Sport (Volley Ball)

Volley Ball
Volley Ball atau Bola Voli adalah olah raga kedua yang sering saya mainkan setelah sepak bola. Saya belajar voli dulu semasa masih di SMA , sewaktu sering diadakannya kompetisi antar kelas yang memacu saya untuk mempelajari olah raga ini. Dulunya hanya bisa memainkan olah raga favorit saja yaitu sepak bola mulai dari kecil aku sudah memainkannya. Seiring berkembangnya waktu aku jadi tergoda untuk ikut main bola voli dan bisa merasakan sensasinya sewaktu melakukan smash dan masuk dengan telaknya. Ditambah lagi di deket rumah juga mulai berdiri sebuah lapangan voli swadaya masyarakat yang mana dari situlah aku mulai belajar bermain voli mulai dari passing awal menerima bola sampai melakukan smash aku pelajari semua dengan otodidak tanpa seorang pelatih.
Sempat vacum maen voli sewaktu kuliah karena ga ada fasilitas pendukungnya , hanya main sepak bola yang masih berlanjut. Saat masuk dunia kerja disitu mulai ketemu temen-temen se pekerjaan yang gemar main voli dan didukung oleh manajemen yang menyediakan fasilitas lapangan voli biarpun agak terlambat. Dengan adanya kompetisi tahunan yang melibatkan antar departemen mulailah Volley jadi pertaruhan ajang gengsi dari masing masing departemen. Disini tiap departemen menunjukan kekompakan dan dukungan terhadap timnya. Terutama dari departamaen kami yang pasti dengan dukungan dan kekompakan paling ditunggu-tunggu setiap kali bertanding. Dan inilah yang kadang menimbulkan kecemburuan dari departemen lain akan kekompakan kami ini. Sering kali ribut ataupun gegeran dilapangan jika kondisi sudah memanas baik dari lapangan sendiri ataupun dari luar lapangan. Karena di tim kami kebanyakan dari kalangan muda yang kadang emosi meluap-luap dan tidak terkontrol , dan itu yang menjadi kelemahan kami saat menghadapi tim yang sudah matang dalam memainkan emosi dan mental walaupun dari segi skill dan fisik kita jauh lebih unggul.
Breifing dari sang manager Bola Voli
Selama bekerja ditempat itu Aku telah mengikuti tiga kali kompetisi tahunan Panosic cup, dan hasilnya lumayan dengn dua kali masuk final dan hanya Runer Up saja . Itu sudah cukup membanggakan mengingat kondisi kami yang jarang sekali latihan karen terbentur oleh pekerjaan yang memaksa kita tidak ada cukup waktu untuk berlatih bersama. Kita anggap setiap tampil bermain mulai penyisihan group sampai final ya itu latihan kita. Dan untuk tahun ketiga aku tidak bisa mengikuti pertandingan sampai akhir karena sudah pindah kerja lagi ke lain tempat
Dari setiap ajang Panasonic Cup Yang kami ikuti baik Sepak bola, Volley Ball ataupun Badminton banyak sekali kenangan yang tidak mungkin saya lupakan . Kekompakan serta dukungan yang besar dari segenap warga Panasonic Batam Centre membuat pertandingan lebih seru. Suporternya pokoknya gila-gila.
Banyak kenangan dari setiap kejuaraan ini, para pendukung acara juga total dalam memberikan suportnya...Pak Mantri dan P Wahid serta mas Anam yang Sportaholic......Keep Your Enjoy...

Jumat, 06 Februari 2009

Hujan...hujan...

Jakarta dan sekitarnya akhir2 ini sering diguyur hujan, tidak tanggung 2 hujannya. Seminggu ini aku belum melihat sosok matahari yang dengan sinarnya mampu mebawa kehidupan bagi seluruh makhluk di muka bumi ini. Cahaya matahari redup dan bersembunyi malu menampakan diri, seolah membekukan apa saja. Belum lagi jika hujan yang terus menerus tidak diimbangi dengan sistem drainase yang bagus pastilah banjir datang melanda.
Jika suasana seperti ini , pastilah kebiasaan males yang datang. berangkat kerja juga males karena hujan, belum lagi ntar nyuci motor sehabis kena cipratan lumpur dijalanan. Memang kedatangan hujan tidak tanggung -tanggung,sekali datang sulit direm dan dibendung. Jika hujan ditunggu oleh para petani karena sawah mereka kering kerontang, mereka berdoa untuk minta turun hujan. Tapi begitu hujan terus menerus sawah mereka kebanjiran karena tidak bisa menampung limpahan air hujan.
Pada intinya Tuhan sang pencipta selalu memberikan yang terbaik bagi umatnya, tapi kembali lagi bagaimana manusia ini memanfaatkan dan menjaganya. Bukan malah merusaknya sehingga kesembangan alam menjadi terganggu. Akibatnya setiap hujan selalu banjir yang diberitakan dan kambing hitamkan.....
Hujan...hujan...

Plesiran ke Kota Tua Jakarta #3

Para penarik ojek sepeda
Bisa dinikmati untuk berkeliling ria melihat lihat kawasan museum yang memang cukup luas .
Salah satu pemandangan yang terdapat dibagian depan museum sebelah bawah ,sebuah pintu penjara bawah tanah, yang konon disebut dengan penjara air yang didalamnya terdapat banyak lintah untuk tawanan dijaman kolonial. Sadis banget....
Memanfaatkan suasana Jakarta tempoe doeloe dengan Foto Pre weeding, Kayak jaman si pitung
Ada pula yang acara pemotretan entah buat iklan sampul atau foto majalah...kayaknya modelya..

Senin, 02 Februari 2009

Plesiran ke Kota Tua Jakarta #2

Akhirnya setelah menenempuh jalan kaki dari Station Jakarta Kota selama 10 menit, barulah sampai di Halaman Taman Fatahillah. Di Taman ini ada 3 buah museum : Museum Sejarah Jakarta (museum Fatahillah), Museum Wayang dan Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta. Tepat di depan Halaman Museum Jakarta terdapat Gedung Kantor Pos lama yang masih beroperasi sampai sekarang.

Pada tahun 1937 Yayasan Oud Batavia mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum mengenai sejarah Batavia, yayasan tersebut kemudian membeli gudang perusahaan Geo Wehry & Co yang terletak di sebelah timur Kali Besar tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 (kini museum Wayang) dan membangunnya kembali sebagai Museum Oud Batavia. Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939.
Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi ‘’Museum Djakarta Lama’’ di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 ‘’Museum Djakarta Lama’’ diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu -Ali Sadikin- kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Sejarah Gedung
Gedung Museum Sejarah Jakarta mulai dibangun pada tahun 1620 oleh ‘’’Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen”’ sebagai gedung balaikota ke dua pada tahun 1626 (balaikota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dibangun kemudian hari. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi lantai dinaikkan sekitar 2 kaki, yaitu 56 cm. Menurut suatu laporan 5 buah sel yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan hingga bentuk yang kita lihat sekarang ini.
Gedung ini selain digunakan sebagai stadhuis juga digunakan sebagai ‘’Raad van Justitie’’ (dewan pengadilan) yang kemudian pada tahun 1925-1942 gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952 markas Komando Militer Kota (KMK) I, yang kemudian menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Tahun 1968 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakartapada tanggal 30 Maret 1974.
Seperti umumnya di Eropa, gedung balaikota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan ‘’ stadhuisplein’’. Menurut sebuah lukisan uang dibuat oleh pegawai VOC ‘’’Johannes Rach”’ yang berasal dari ‘’’Denmark”’, di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah air mancur yang merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat. Air itu berasa dari Pancoran Glodok yang dihubungakan dengan pipa menuju stadhuiplein. Pada tahun 1972, diadakan penggalian terhadap lapangan tersebut dan ditemukan pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya. Maka dengan bukti sejarah itu dapat dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah. Pada tahun 1973 Pemda DKI Jakarta memfungsikan kembali taman tersebut dengan memberi nama baru yaitu ‘’’Taman Fatahillah”’ untuk mengenang panglima Fatahillah pendiri kota Jakarta.

Terdapat 4 buah meriam kuno yang terdapat dihalaman depan museum jakarta di "Stadhuisplein" atau lapangan.
KoleksiPerbendaharaannya mencapai jumlah 23.500 buah berasal dari warisan Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum), hasil upaya pengadaan Pemerintah DKI Jakarta dan sumbangan perorangan maupun institusi. Terdiri atas ragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselen, kain,
kulit, kertas dan tulang. Diantara koleksi yang patut diketahui masyarakat adalam Meriam
si Jagur, sketsel, patung Hermes, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, meja bulat berdiameter 2,25 meter tanpa sambungan, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan senjata.
Koleksi yang dipamerkan berjumlah lebih dari 500 buah, yang lainnya disimpan di storage (ruang penyimpanan). Umur koleksi ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah. Koleksi warisan Museum Jakarta Lama berasal dari abad ke-18 dan 19 seperti kursi, meja,lemari arsip, tempat tidur dan senjata. Secara berkala dilakukan rotasi sehingga semua koleksi dapat dinikmati pengunjung. Untuk memperkaya perbendaharaan koleksi museum membuka kesempatan kepada masyarakat perorangan maupun institusi meminjamkan atau menyumbangkan koleksinya kepada Museum Sejarah Jakarta.
Cafe Jakarta/Batavia menawrkan suasana Jakarta Tempo Doeloe
Gedung Kantor Pos yang berada tepat didepan halaman museum masih di kawasan Taman Fatahillah.
Disamping Kanan Museum Jakarta ,menyebrangi jalan Fatahillah kita sampai ke museum Seni Rupa dan Keramik.

Minggu, 01 Februari 2009

Plesiran ke Kota Tua Jakarta #1

Pada akhir bulan January ini memang berencana untuk plesiran, mumpung lagi ga ada OT jadi Sabtu minggu bisa liburan.Rencana ini sempat tertunda lama mengingat tidak ada liburan pas 2008 lalu.Dulu pernah berencana untuk mengunjungi Kota tua di jakarta,niat ini muncul setelah membaca Novel Rahasia Meede oleh E.S Ito yang menguak sejarah jakarta tempo dulu dan peninggalan yang masih ada di museum Sejarah Jakarta. Dan Perjalanan ini kurencanakan menggunakan jasa Kerata Api Listrik saja, disamping ngirit juga anti kemacetan dan yang pasti lumayan nyaman dibanding transportasi lain di Jakarta. Disamping itu jarak antara station kota Jakarta dengan tujuanku yaitu Kota tua tidak terlalu jauh , cukup ditempuh dengan jalan kaki saja bisa sampai ketujuan.
Perjalanan dimulai dari Station Kota Bekasi , menuju loket untuk beli tiket KRL (kereta api listrik) yang jurusan jakarta dengan AC Ekonomi ternyata murah hanya Rp4500,00 saja. Setiap satu jam Kereta ini berangkat hilir- mudik dari Station Bekasi ke Jakarta Kota.
Kereta tiba di station Bekasi pada pukul 13.25 dan langsung diserbu penumpang yang sudah mendapatkan tiket. Sengaja berangkat agak siang karena mulai pagi Bekasi dan sekitarnya diguyur hujan terus menerus dan perjalanku ini juga diliputi cuaca yang masih mendung juga, tapi lumayan bisa mengurangi polusi udara yang kerap mendera ibukota. Aku naik kereta listrik AC ekonomi yang didalamnya berbeda dengan kereta mesin diesel yang biasa karena kursinya berderet kesamping dan yang tengah bagi yang berdiri. Ada pegangan yang telah didesain untuk penumpang yang berdiri. Didalamnya terdapat tulisan kanji yang menandakan bahwa kereta ini buatan jepang, mungkin PT KAI membelinya dari jJepang yang dinegaranya mungkin sudah tida dioperasikan lagi. Tapi didalamnya cukup nyaman dan tidak panas sama sekali karena semburan AC dan didukung juga kipas angin yang membantu memberi kenyamanan bagi penumpang.

Dan setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam atau pada pukul 14.30 maka sampailah aku diujung pemberhentian kereta api listrik ini. Dan tidak lain adalah Station Jakarta Kota, station ini cukup tua kalo melihat struktur bangunan khas buatan pemerintah Belanda yang masih kokoh sampai sekarang. Keluar dari station aku berjalan ke arah utara untuk menuju Kompleks taman Fathillah yang berjarak sekitar 500 meter saja dari station. Maka tidak sampai 10 menit sampailah ke Kompleks taman Fatahillah atau kompleks Kota Tua Jakarta yang terdapat berbagai macam meseum sejarah diantaranya Museum sejarah Jakarta, museum Keramik, dan museum Wayang.