Sabtu, 18 Juli 2009

Jakarta Meledak lagi

Pagi menjelang disaat orang sibuk berangkat menuju tempat kerja masing-masing dengan semangat karena akan disambut weekend,kita dikejutkan dengan ledakan Bom yang menggunjang seluruh bangsa ini. Dua buah Bom meledak di dua tempat terpisah ,satu di JW Mariot dan satunya ada di Ritz Charlton yang keduanya merupakan dua buah Hotel kelas dunia yang memiliki tingkat keamanan tinggi.
Salah satu hotel ini direncanakan untuk tempat menginap tim MU yang akan bertanding melawan Timnas All Star di Gelora Bung Karno pada tanggal 20 Juli ini dalam rangkaian Tur Asia 2009. Dengan kejadian ini , sontak pihak MU membatalkan bertanding di Indonesia dengan alasan keamanan. Bisa dibayangkan berapa kerugian secara financial yang dari panitia secara jauh2 hari telah sould out dalam penjualan tiketnya.
Karena tindakan biadab ini secara langsung membawa dampak yang besar bagi bangsa ini, dimana citra bangsa dan negara dipertaruhkan untuk menunjukan kepada dunia international bahwa Indonesia adalah negara Aman dari segala bentuk terorisme. Satu tindakan segelintir orang saja telah menghancurkan reputasi bangsa ini ..sungguh tidak beradab.
Jiwa -jiwa orang yang tidak bersalah kembali menjadi korban dengan kejadian ini, darah berceceran kembali membasahi bumi pertiwi ini sebagai tumbal dari keganasan sang Kala.

Wong Takon wong sing dur angkoro...

Antarane riko aku iki

Sumebar roro raning kiro

Janji sabar...sabar sak wetoro wektu

Kolo mangsane , ni mas

Titi kolo mongso...


Pamujiku dibiso

Sinudyo korban jiwo rogo

Pamungkase kang dur angkoro

Titi kolo mongso...

Rabu, 08 Juli 2009

Pemilihan Presiden 2009

Pemilihan Presiden putaran 1 (2009)

Hari ini bangsa indonesia melaksanakan tahapan pesta demokrasi yang berlangsung ditahun 2009 ini. Tahapan pilpres 2009 dilaksanakan serentak hari ini menentukan masa depan bangsa indonesia 5 tahun kedepan.

Diwarnai dengan kekisruhan masalah DPT yang tidak jelas dari KPU menimbulkan protes dari kalangan peserta pilpres. Dengan dikeluarkanya kebijakan MK bahwa yang tidak terdaftar di DPT bisa menggunakan KTP untuk menyalurkan aspirasinya. Masalah yang telah banyak disoroti paska pemilu legislatif kemarin ternyata tidak ada perubahan dari penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU untuk memperbaiki masalah kesemrawutan DPT. Mulai dari adanya daftar pemilih ganda hingga tidak terdaftarnya peserta pemilu yang semestinya mempunyai hak yang sama untuk memilih.

Tapi hari ini masayarakat Indonesia memilih pemimpin negara yang duduk di kursi RI 1,mengharapkan pemilu yang berlangsung jujur, adil dan bermartabat. Itu merupakan harapan seluruh komponen bangsa Indonesia dengan terwujudnya proses Demokrasi yang jujur dan adil yang menghasilkan pemimpin bangsa yang mampu membawa perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik.

Harapan yang sebenarnya tidak muluk-muluk dari rakyat,mereka hanya membutuhkan para pemimpin yang benar-benar mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan bangsa ini. Bisa mebawa perubahan yang lebih baik,menciptakan kesejahteraan ,keamanan dan kenyamanan

Kemiskinan sebagai Objek

Menjelang Pilpres 2009

Saat kampanye presiden berlangsung banyak sekali tema yang diangkat untuk perubahan bangsa ini. Mulai dari topik Ekonomi, Pendidikan,Hankam, Agama, Pengangguran, Serta angka kemiskinan bangsa ini yang semakin tinggi. Banyak yang mengangkat tentang tema kemiskinan yang sering diperdebatkan di media televisi. Para calon kandidat presiden memberikan tanggapan serta program dan misi-misinya untuk mengurangi angka kemiskinan bangsa ini. Memberikan janji serta harapan selangit yang tentunya semua mempunyai tujuan sama yaitu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan..

Tapi yang menjadi pertanyaan saya adalah ,apakah mereka berbicara seperti ini hanya saat kampanye saja ataukah memang tujuan mulia serta program-program kongkret yang mereka jalankan saat mereka benar-benar menjadi presiden.
Tidak sedikit dari mereka yang turun kejalanan, ke pasar untuk memenuhi rakyat kecil, dengan misinya tentang ekonomi yang pro rakyat. Ekonomi yang mampu menumbuhkan kesejahteraan mereka,meningkatkan taraf hidup .

Jangan hanya sekedar orang miskin serta potret kemiskinan bangsa ini hanya sekedar obyek yang dijual oleh para kandidat untuk meraup suara dalam pilpres 2009. Sangat kasihan sekali jika saudara-saudara kita yang kurang beruntung ini menjadi sebuah obyek kampanye pilpres kali ini. Setelah proses pemilihan mereka terlupakan dan tersingkirkan kembali seperti keberadaannya sekarang ini. Harapan yang tinggi mereka gantungkan kepada para pemimpin tertinggi negara ini untuk bisa membantu meringankan beban hidup mereka.

Potret Jalanan

Malam disamping sebuah mesin ATM,22.00 wib

Dua gadis kecil sedang bercengkrama dengan memegang sebuah botol bekas minuman kosong

Menengadahkan tangan dan sedikit berteriak kepada setiap orang yang keluar dari pintu ATM

tersebut.

"Om minta om..." dengan tangan kiri yang sedikit menarik ke arah orang tersebut.

dan terjadi percakapan ringan ini..

"Adik ngapain disini ,kan sudah malam"

"Hiks..hiks.."dengan gigi yang tidak begitu utuh di tertawa ringan sambil meledek teman disampingnya.

"Minta Om"...dia mengulangi lagi.

"Memang adek besok gak sekolah? koq malam-malam malah disini"

"Oh saya sekolah om, kelas 1 tapi dia gak sekolah katanya gak mau.."

"Ibunya dimana?koq ga disuruh belajar,malah minta-minta hayoo"

"Ibu juga minta-minta om.."

"Trus uangnya kalo dah dapet buat apa?"

"Buat makan ,buat dikasihkan ibu,sama buat bayar sekolah.."

"O gitu ..trus kapan belajarnya kalo tiap hari dijalan terus...."

"Disekolah aja"

.
.
.
"Makasih Om.."

Ironis sekali..ditahun yang baru ini harusnya ada perubahan yang lebih baik, dalam setiap hal.

Tapi kenyataannya dari tahun ke tahun harapan perubahan yang lebih baik tampaknya makin

jauh saja dari bumi pertiwi ini. Kenyataannya semakin banyak saja anak2 yang putus sekolah

dan lebih memilih untuk hidup dijalanan sebagai pengamen,peminta,ato juga ada yang

berdagang. Semua kembali ke satu kata lagi "Miskin",miskin harta dan juga miskin harapan.

Mental meminta yang dimiliki kembali tumbuh subur dinegara ini. Tangan menengadah seolah

menajadi suatu pilihan yang paling rasional untuk bertahan hidup. Seharusnya banyak yang

masih bisa dilakukan untuk berbuat yang lebih baik daripada sekedar meminta.