Sabtu, 10 Januari 2009

Larung, Ngebel,Ponorogo,East java, Endonesa

Larung
Adalah sebuah rangakian prosesi kegiatan budaya yang ada setiap bulan muharam atau suro untuk orang jawa. Tepatnya di telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia setiap tanggal 1 Suro prosesi kegiatan larung ini diselengggarakan. Sebagai rangkaian acara Grebeg Suro yang sudah menjadi agenda tahunan pemerintah Kab. Ponorogo. Agenda besar dari Grebeg Suro yang dapat menyita perhatian adalah Festifal Reog Nasional dan kegiatan Larung sendiri.
Kegiatan Larung sendiri adalah sebuah bentuk ritual kepercayaan dari masayarakat setempat yang telah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya.Larung ini adalah kegiatan menenggelamkan 2 buah Tumpeng raksasa yang terdiri dari Tumpeng Beras Ketan Merah dan Tumpeng Hasil Bumi. Dalam filosofinya sendiri adalah kegiatan Larung adalah sebuah persembahan rasa syukur kepada sang pencipta atas berbagi nikmat dan karunia alam yang begitu besar. Jaman dulu kala sebelum berbagai agama konvensional datang di negara kita,masyarakat lokal sebenarnya telah banyak mengerti tentang rasa bersyukur. Dan dalam tradisi masyarakat Jawa rasa syukur pada sang pencipta tersebut di-Ejawantahkan dalam sebuah kagiatan semisal Larung. Mereka menyisihkan sebagian rejeki untuk sebuah persembahan agung bagi sang alam itu sendiri yang mereka anggap telah memberikan berbagai kemudahan dalam hidup mereka.
Kembali ke masyarakat modern, seiring dengan arus perkembangan jaman prosesi Larung sendiri telah berubah menjadi potensi wisata budaya yang dikemas dalam rangkaian Grebeg Suro oleh PemKab. Ponorogo.
Kegiatan dimulai dengan persembahan tarian Reog Ponorogo yang sangat terkenal itu. Dilanjutkan dengan acara kirab larung atau Arak-arakan 2 buah Tumpeng raksasa mengelilingi Telaga Ngebel. Setelah tiba di area pelepasan tumpeng, disini ada 1 tumpeng yang berisi berbagai hasil bumi yang diperebutkan oleh masayarakat setempat. Dan mitosnya sendiri jika mendapatkan dari tumpeng juga mendapatkan berkah dari acara tersebut. Dan memang percaya pada mitos tidak bisa dilepaskan dari masyarakat jawa pada umumnya.Seperti halnya kegiatan Sekaten di Keraton solo yang setiap Kebo Kyai Slamet ikut pawai keraton solo masyarakat selalu menunggu si Kebo untuk buang hajat dan memperebutkannya.
Dan untuk 1 Tumpeng yang berisi beras ketan Merah dilarungkan atau dibawa ke tengah telaga untuk ditenggelamkan.Dan berakhirlah prosesi kegiatan Larung...








0 komentar: